Ringkasan Pengajian Subuh | Ustadz Retno Ahmad Pujiono, Lc. Ahad Pon, 7 Desember 2025.
Oleh: Dwi Budi Prasojo,SKM
Pengajian Subuh kali ini menyoroti pentingnya syukur sebagai tanda bahwa kita adalah hamba yang "tahu diri" di hadapan Allah SWT. Karunia nikmat yang telah diberikan kepada kita bernafas, melihat, dan berbagai nikmat tak terhingga lainnya adalah anugerah yang luar biasa. Kita memohon agar Allah menetapkan kita sebagai hamba-hamba yang senantiasa pandai bersyukur, terutama atas perlindungan-Nya dari segala musibah, baik fisik maupun batin.
Musibah Batin, Dosa, dan Rasa Malu
Ustadz Retno mengingatkan bahwa musibah tidak hanya bersifat fisik, namun ada pula musibah batin yang dampaknya jauh lebih berat.
- Ketinggalan salat Subuh.
- Terhalang untuk membaca Al-Qur'an, bahkan hanya beberapa ayat.
- Tidak bisa berzikir dan wirid, padahal dosa kita sangat banyak.
Semua hal ini pada hakikatnya adalah musibah batin.
Perkataan para Salaf menyebutkan, seandainya dosa kita memiliki bau yang tercium, niscaya tidak akan ada seorang pun yang mau mendekat kepada kita. Mengingat hal ini, marilah kita mencontoh teladan Nabi Muhammad SAW yang beristighfar 70 hingga 100 kali sehari. Semoga kita semua terhindar dari musibah fisik maupun batin.
Salah satu sifat penting yang dibahas adalah rasa malu, yang juga disinggung dalam hadis riwayat Bukhari terkait materi yang sering diulang-ulang. Kurangnya rasa malu dapat menjadi pintu masuk berbagai dosa.
Kisah Nabi Musa AS di Madyan:
Kekuatan, Amanah, dan Rasa Malu
Pengajian Subuh kemudian mengambil hikmah dari kisah Nabi Musa AS di Kota Madyan (atau Madinah), yang diabadikan dalam Surah Al-Qasas (28), ayat 23-28.
Bantuan dan Doa di Tengah Keterasingan
Ketika Nabi Musa tiba dan melihat dua orang perempuan sedang mengantre untuk memberi minum ternak mereka, beliau dengan sigap berusaha membantu mereka.
Setelah menunaikan pertolongan itu, Nabi Musa berteduh dan berdialog dengan Allah SWT, memohon dalam kerendahan hati:
QS Al-Qasas [28]: 24:
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku."
Ini adalah doa yang menunjukkan kepasrahan total dan keyakinan bahwa segala kebaikan hanya berasal dari Allah.
Pemenuhan Undangan dan Bukti Rasa Malu
Setelahnya, sesuai ayat 25 Surah Al-Qasas, salah satu putri Nabi Syu’aib AS (ayah dari kedua perempuan tersebut) datang menemui Musa atas perintah ayahnya.
Putrinya itu datang dengan menjaga rasa dan sifat malunya, serta penuh wibawa. Ia mengundang Musa untuk makan sebagai balasan atas jasa baiknya memberi minum ternak. Musa memenuhi undangan tersebut, dan kepada Nabi Syu'aib, ia menceritakan kisahnya dikejar Firaun. Nabi Syu'aib menenangkan Musa bahwa ia telah selamat dari kaum zalim karena kekuasaan Firaun tidak sampai ke negeri Madyan.
Kriteria Calon Suami dan Pekerja
Dalam ayat ke-26, putri Nabi Syu’aib menyampaikan usul kepada ayahnya:
"Wahai ayahku, jadikan tamu ini orang yang bekerja pada kita... orang yang kuat lagi terpercaya."
Usulan ini menekankan dua kriteria utama: kekuatan dan kepercayaan (amanah).
Pernikahan dan Kesepakatan Jasa
Ayat ke-27 menceritakan Nabi Syu’aib yang berdialog dengan Musa:
"Wahai pemuda, saya ingin menikahkan salah satu putriku ini dengan imbalan bekerja di rumahnya selama delapan musim haji. Dan saya tidak memberatkan engkau, dan semoga kamu termasuk orang-orang yang saleh."
Dalam ayat ke-28, Nabi Musa menyepakati tawaran tersebut, bahkan memilih untuk bekerja selama sepuluh musim haji (sebagai tambahan dari delapan yang ditawarkan), menunjukkan kesungguhan dan kebutuhannya akan pertolongan, naungan, dan tempat berteduh. Ia menikahi putri Nabi Syu’aib yang paling kecil.
Meneladani Kekuatan & Amanah Nabi Musa Menjemput Kebaikan Allah
Ancaman bagi yang Hilang Rasa Malu
Ustadz Retno menyampaikan hadis riwayat Muslim mengenai ancaman Nabi Muhammad SAW terhadap dua kelompok di neraka yang tidak akan mencium bau surga: Kelompok orang yang memiliki cambuk (penganiaya).
Kelompok perempuan yang berpakaian tapi tidak berpakaian, yaitu mereka yang berlenggak-lenggok dan tidak menjaga kehormatan diri.
Musibah batin berupa hilangnya rasa malu dan terjerumus dalam dosa adalah hal yang harus kita hindari agar kita senantiasa termasuk dalam golongan hamba yang bersyukur dan diselamatkan Allah SWT di dunia dan akhirat.
Ustadz Retno menyampaikan hadis riwayat Muslim mengenai ancaman Nabi Muhammad SAW terhadap dua kelompok di neraka yang tidak akan mencium bau surga: Kelompok orang yang memiliki cambuk (penganiaya).
Kelompok perempuan yang berpakaian tapi tidak berpakaian, yaitu mereka yang berlenggak-lenggok dan tidak menjaga kehormatan diri.
Musibah batin berupa hilangnya rasa malu dan terjerumus dalam dosa adalah hal yang harus kita hindari agar kita senantiasa termasuk dalam golongan hamba yang bersyukur dan diselamatkan Allah SWT di dunia dan akhirat.




















.jpg)
.heic)
.heic)
.heic)
.heic)
.heic)
.heic)
.heic)
.heic)
.heic)
.jpg)
